Minggu, 12 Februari 2012


 
BM KOSGORO 1957
Kawah Candradimuka
Kader Golkar


Rabu, 5 April 2006
JAKARTA (Suara Karya): Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957 adalah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menyalurkan atau menyerahkan aspirasi politiknya kepada Partai Golkar. Karena itu, kehadiran dan keberadaan BMK 1957 bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan kesinambungan organisasi, tetapi juga untuk memenuhi kepentingan Partai Golkar.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 HR Agung Laksono selaku Ketua Dewan Penasihat Organisasi (DPO) BMK 1957 dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-III BMK 1957, di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (4/4). Dalam konteks itu, Agung berharap, BMK 1957 dapat menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader pimpinan Partai Golkar, sekaligus kader bangsa yang berkualitas.
Dalam acara yang dihadiri anggota DPO yang juga Ketua PPK Kosgoro 1957, antara lain, J Isdiyono dan Victor Silalahi, Agung Laksono mengingatkan bahwa perubahan paradigma dalam memilih calon pemimpin membuat partai-partai politik harus menyiapkan kader yang berkualitas, yang siap terjun ke masyarakat. "Kalau dulu seorang pimpinan, misalnya seorang bupati, walikota atau gubernur ditentukan oleh sekelompok orang yang berada di DPRD, sekarang tidak lagi," ujarnya.
Saat ini, untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di suatu daerah sangat tergantung dari individunya dan apakah masyarakat melihat calon tersebut mampu atau tidak. Apalagi dengan sistem pemilihan langsung. Karena itu, hal ini justru membuka peluang bagi BMK 1957 untuk membina kader-kadernya agar kelak bisa diajukan menjadi pemimpin.
Agung mengingatkan, BMK 1957 jangan dijadikan wadah hura-hura, tetapi tempat untuk menempa diri. BMK 1957 sudah hadir di seluruh provinsi harus mampu memenuhi kebutuhan kepentingan bangsa dan negara. "BMK 1957 tidak terlibat dalam politik praktis, tapi lebih pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Tapi, potensi politik yang dimiliki para anggotanya harus tetap dipelihara dengan baik," tutur Agung.
BMK 1957 dalam usianya yang ke-3 ini hendaknya mampu instropeksi diri dan mengevaluasi eksistensinya di tengah masyarakat. "Dalam konteks ini, BMK 1957 harus berpikir secara lokal, tapi bertindak secara nasional. Itu karena infrastrukturnya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia," kata Agung.
Ketua Umum DPP BMK 1957 Erlangga Hartarto mengemukakan, ke depan ini peningkatan kinerja organisasi menjadi fokus seluruh jajaran BMK 1957 di seluruh Tanah Air. Dalam kaitan itulah, pada acara kemarin juga dilakukan pengesahan DPP BMK 1957 masa bakti 2004-2009 hasil pengisian antarwaktu (PAW). (Budi Seno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar