BM KOSGORO 1957 Kawah Candradimuka Kader Golkar
Rabu, 5 April 2006
JAKARTA (Suara Karya): Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957 adalah organisasi
kemasyarakatan (ormas) yang menyalurkan atau menyerahkan aspirasi
politiknya kepada Partai Golkar. Karena itu, kehadiran dan keberadaan
BMK 1957 bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan kesinambungan
organisasi, tetapi juga untuk memenuhi kepentingan Partai Golkar.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro
1957 HR Agung Laksono selaku Ketua Dewan Penasihat Organisasi (DPO) BMK
1957 dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-III BMK 1957, di DPP
Partai Golkar, Jakarta, Selasa (4/4). Dalam konteks itu, Agung berharap,
BMK 1957 dapat menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader pimpinan
Partai Golkar, sekaligus kader bangsa yang berkualitas.
Dalam acara yang dihadiri anggota DPO yang juga Ketua PPK Kosgoro 1957,
antara lain, J Isdiyono dan Victor Silalahi, Agung Laksono mengingatkan
bahwa perubahan paradigma dalam memilih calon pemimpin membuat
partai-partai politik harus menyiapkan kader yang berkualitas, yang siap
terjun ke masyarakat. "Kalau dulu seorang pimpinan, misalnya seorang
bupati, walikota atau gubernur ditentukan oleh sekelompok orang yang
berada di DPRD, sekarang tidak lagi," ujarnya.
Saat ini, untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di suatu daerah
sangat tergantung dari individunya dan apakah masyarakat melihat calon
tersebut mampu atau tidak. Apalagi dengan sistem pemilihan langsung.
Karena itu, hal ini justru membuka peluang bagi BMK 1957 untuk membina
kader-kadernya agar kelak bisa diajukan menjadi pemimpin.
Agung mengingatkan, BMK 1957 jangan dijadikan wadah hura-hura, tetapi
tempat untuk menempa diri. BMK 1957 sudah hadir di seluruh provinsi
harus mampu memenuhi kebutuhan kepentingan bangsa dan negara. "BMK 1957
tidak terlibat dalam politik praktis, tapi lebih pada kegiatan sosial
kemasyarakatan. Tapi, potensi politik yang dimiliki para anggotanya
harus tetap dipelihara dengan baik," tutur Agung.
BMK 1957 dalam usianya yang ke-3 ini hendaknya mampu instropeksi diri
dan mengevaluasi eksistensinya di tengah masyarakat. "Dalam konteks ini,
BMK 1957 harus berpikir secara lokal, tapi bertindak secara nasional.
Itu karena infrastrukturnya sudah tersebar di seluruh wilayah
Indonesia," kata Agung.
Ketua Umum DPP BMK 1957 Erlangga Hartarto mengemukakan, ke depan ini
peningkatan kinerja organisasi menjadi fokus seluruh jajaran BMK 1957 di
seluruh Tanah Air. Dalam kaitan itulah, pada acara kemarin juga
dilakukan pengesahan DPP BMK 1957 masa bakti 2004-2009 hasil pengisian
antarwaktu (PAW). (Budi Seno)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar