Minggu, 12 Februari 2012

3 Pemuda Raih Young Green Soldier Award PDF Print
Monday, 29 August 2011
JAKARTA – Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra), Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH), Sekretariat ASEAN, dan Green Radio, memberikan Indonesia ASEAN Young-Green Soldier Award 2011 kepada tiga pemuda pecinta LH di Jakarta Jumat (26/8) malam. 


Ketiganya adalah Adeline, 14, sebagai juara pertama; Mohammad Baedowy, 38, juara kedua; dan Enny Adiswati, 27, juara ketiga. Ketua dewan juri, Emil Salim, mengatakan, ketiga pemuda penerima penghargaan dinilai memiliki kemauan tinggi dan kemampuan dalam menjaga dan melestarikan LH. 

Adeline berasal dari LSM Sahabat Alam yang dalam programnya membersihkan sampah untuk menjaga kelestarian alam, dan mempunyai tujuan tata peduli alam, menanamkan terumbu karang. Sedangkan Enny berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Dia merupakan pemuda yang aktif menjaga dan melestarikan LH terumbu karang di Sumbawa. Kemudian, Mohammad Baedowy seorang pengusaha daur ulang sampah di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Dia berhasil membuat mesin daur ulang sampah dan mengajarkan/pelatihan kepada masyarakat Indonesia mengenai pendaurulangan sampah dengan mesin ciptaannya sendiri.(robbi khadafi) 


Kosgoro 1957: Tingkatkan Solidaritas dan Kesetiakawanan Nasional
Ditulis oleh Sang Admin 11. November 2010 - 11:16
JAKARTA - Terkait peringatan Hari Pahlawan 10 November 2010, Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 mengimbau segenap anak bangsa menggalang kekuatan meningkatkan solidaritas dan kesetiakawanan nasional.
Apalagi, beragam bencana bertubi-tubi menimpa rakyat di sejumlah daerah di Tanah Air, seperti banjir bandang di Wasior, Papua; tsunami di Mentawai, Sumatera Barat; dan letusan Gunung Merapi, di Yogyakarta.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 HR Agung Laksono, Sekjen Kosgoro 1957 Syamsul Bachri, dan Ketua Umum Gerakan Persatuan Perempuan Kosgoro (GPPK) 1957 Hayani Isman, usai ziarah dan tabur bunga di makam pendiri Kosgoro almarhum Mas Isman, serta upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Kosgoro 1957, di TPU Tanah Kusir, Jakarta, kemarin.
"Mari menggalang kekuatan, bahu-membahu membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana," ujar Agung Laksono yang juga Menko Kesra ini. Terkait hari pahlawan, segenap pimpinan Kosgoro 1957, sepakat mendukung Presiden ke-2 RI Soeharto (Pak Harto) menjadi pahlawan nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Agung mengimbau kader Kosgoro 1957, lebih berkiprah di masyarakat sesuai doktrin organisasi, yaitu pengabdian, kerakyatan, dan solidaritas. "Jadikan hari pahlawan dan ulang tahun ke-53 Kosgoro 1957 momentum untuk mengimplementasikan doktrin organisasi," kata Agung yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Berkiprah untuk Rakyat
Dalam acara yang dihadiri antara lain, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Kosgoro (HPK) 1957 Emil Abeng, Ketua Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957 Heru Dewanto, panitia HUT Kosgoro 1957 Fajar Ridwan mengatakan, selain upacara, ziarah dan tabur bunga, peringatan HUT juga diikuti syukuran di kediaman Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 HR Agung Laksono, di kawasan, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (10/11) malam.
Sementara itu, Sekjen PPK Kosgoro 1957 Syamsul Bachri mengatakan, Peringatan HUT ke-53 Kosgoro 1957 ini, berlangsung sederhana sebagai bentuk keprihatinan atas bencana yang terjadi di dalam negeri.
Selaku wakil rakyat di Fraksi Partai Golkar DPR, Syamsul Bachri juga mengimbau keterlibatan intens Kosgoro 1957, dalam berperan aktif sebagai relawan yang bekerja dan membantu para korban bencana alam. "Para relawan Kosgoro 1957 yang melebur dalam berbagai komunitas independen, mendapat pernilaian yang sama dari pemerintah. Jadi, saat menjadi relawan, prinsip kerja yang utama kader Kosgoro 1957 adalah tulus dan tanpa pamrih," ujarnya.
Peran sejumlah relawan terjun langsung membantu penanggulangan para korban bencana alam misalnya, menjadi catatan tersendiri PPK Kosgoro 1957. "Kita tidak ingin, ada yang mengaku kader ormas, namun hanya berpangku tangan saat melihat penderitaan para korban bencana baik di Wasior, Mentawai, maupun Yogyakarta, dan Jawa Tengah," katanya.
Syamsul Bachri juga menyampaikan, bahwa sebagai salah satu ormas pilar utama yang membidani kelahiran Golkar, Kosgoro 1957 dalam memasuki usia lebih dari setengah abad, akan terus mengembangkan diri sebagai organisasi kemasyarakatan yang modern, dengan tetap memegang teguh doktrin perjuangannya.
"Doktrin ini bukan tidak mengakui demokrasi sebagai asas. Tetapi sejak didirikan, jajaran pimpinan organisasi di segala tingkatan senantiasa memegang prinsip kerja secara kolektif," ujarnya.
Hal sama dikemukakan Ketua Umum GPPK 1957 Hayani Isman yang merupakan anak pendiri Kosgoro almarhum Mas Isman. Menurut anggota F-PG DPR ini, pola pengelolaan organisasi dengan sistem pimpinan kolektif memiliki makna, bahwa dalam pelaksanaan tugas maupun tanggung jawab dipikul secara bersama-sama.
"Dengan demikian, seluruh aktivitas organisasi senantiasa dapat dilaksanakan pada iklim yang kondusif dan menyejukkan serta membuat tali persaudaranaan yang makin erat bagi keluarga besar Kosgoro 1957," katanya.
Ia juga mengingatkan, dengan semakin berkembangnya demokrasi, maka Kosgoro 1957 dalam setiap pengambilan keputusan tetap mengedepankan asas tersebut. [Rully/Yudhiarma]
Sumber: Suarakarya-online.com

 
BM KOSGORO 1957
Kawah Candradimuka
Kader Golkar


Rabu, 5 April 2006
JAKARTA (Suara Karya): Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957 adalah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menyalurkan atau menyerahkan aspirasi politiknya kepada Partai Golkar. Karena itu, kehadiran dan keberadaan BMK 1957 bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan kesinambungan organisasi, tetapi juga untuk memenuhi kepentingan Partai Golkar.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 HR Agung Laksono selaku Ketua Dewan Penasihat Organisasi (DPO) BMK 1957 dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-III BMK 1957, di DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (4/4). Dalam konteks itu, Agung berharap, BMK 1957 dapat menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader pimpinan Partai Golkar, sekaligus kader bangsa yang berkualitas.
Dalam acara yang dihadiri anggota DPO yang juga Ketua PPK Kosgoro 1957, antara lain, J Isdiyono dan Victor Silalahi, Agung Laksono mengingatkan bahwa perubahan paradigma dalam memilih calon pemimpin membuat partai-partai politik harus menyiapkan kader yang berkualitas, yang siap terjun ke masyarakat. "Kalau dulu seorang pimpinan, misalnya seorang bupati, walikota atau gubernur ditentukan oleh sekelompok orang yang berada di DPRD, sekarang tidak lagi," ujarnya.
Saat ini, untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di suatu daerah sangat tergantung dari individunya dan apakah masyarakat melihat calon tersebut mampu atau tidak. Apalagi dengan sistem pemilihan langsung. Karena itu, hal ini justru membuka peluang bagi BMK 1957 untuk membina kader-kadernya agar kelak bisa diajukan menjadi pemimpin.
Agung mengingatkan, BMK 1957 jangan dijadikan wadah hura-hura, tetapi tempat untuk menempa diri. BMK 1957 sudah hadir di seluruh provinsi harus mampu memenuhi kebutuhan kepentingan bangsa dan negara. "BMK 1957 tidak terlibat dalam politik praktis, tapi lebih pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Tapi, potensi politik yang dimiliki para anggotanya harus tetap dipelihara dengan baik," tutur Agung.
BMK 1957 dalam usianya yang ke-3 ini hendaknya mampu instropeksi diri dan mengevaluasi eksistensinya di tengah masyarakat. "Dalam konteks ini, BMK 1957 harus berpikir secara lokal, tapi bertindak secara nasional. Itu karena infrastrukturnya sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia," kata Agung.
Ketua Umum DPP BMK 1957 Erlangga Hartarto mengemukakan, ke depan ini peningkatan kinerja organisasi menjadi fokus seluruh jajaran BMK 1957 di seluruh Tanah Air. Dalam kaitan itulah, pada acara kemarin juga dilakukan pengesahan DPP BMK 1957 masa bakti 2004-2009 hasil pengisian antarwaktu (PAW). (Budi Seno)
SANGATTA, tribunkaltim.co.id - Pengurus Daerah Kolektif (PDK) Kosgoro dan Barisan Muda Kosgoro (BMK) 1957 Kutim segera dilantik. Hal itu dikemukakan Ketua PDK Kosgoro 1957 Kabupaten Kutim, Kasmidi, Minggu (15/1/2012).

.
Menurutnya, saat ini sudah mulai persiapan konsolidasi organisasi dan pembentukan BMB dan satu bulan persiapan pengurus kecamatan.


Ditargetkan Februari atau sebelum HUT Kosgoro pada Maret kita akan melaksanakan pelantikan pengurus PDK Kosgoro Kabupaten Kutim sekaligus BMK.


"Kami mengajak seluruh komponen masyarakat Kutim untuk bergabung dengan Kosgoro yang merupakan organisasi terbuka," kata Kasmidi.
Dikemukakan, Kosgoro adalah organisasi kemasyaratakan yang sudah lama terbentuk memiliki kepedulian terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan kewirausahaan.


Kasmidi sebagai ketua baru mengaku sudah konsolidasi pengurus Kosgoro Kutim yang lama. "Tentunya kami telah konsolidasi dengan para sesepuh dan senior untuk penyusunan pengurus dan program kerja Kosgoro Kutim ke depan," ujarnya.


Sesuai dengan falsafah Kosgoro yakni organisasi yang mengedepankan pengabdian, kekaryaan dan solidaritas, kami siap membangun bangsa dan masyarakat.


"Sekali lagi kami mengajak masyarakat yang ingin bergabung dengan Kosgoro segera koordinasi dengan kami. Kosgoro merupakan organisasi terbuka," tandasanya.

Penulis : Sumarsono
Editor : Mathias Masan Ola
Sumber : Tribun Kaltim
BMK 1957: Bahaya Narkoba Semakin Membahayakan Masa Depan Bangsa [Politik dan Keamanan]BMK 1957: Bahaya Narkoba Semakin Membahayakan Masa Depan Bangsa
Jakarta, Pelita
Barisan Muda Kosgoro (DPP BMK) 1957 mengajak seluruh komponen masyarkat secara bersama-sama memerangi dan memberantas peredaran narkoba, karena penyalahgunaan narkotika dan obat-obat adiktif sudah sampai pada tingkat membahayakan.
Kami mengajak seluruh komponen masyarkat untuk sama-sama memerangi dan memberantas peredaran narkoba, ujar Wakil Ketua Umum DPP BMK 1957, Bowo Sidik Pangarso Bawadiman, SE di Jakarta Selasa (20/7).
Sementara kepada aparat penegak hukum dia diminta lebih keras bertindak terhadap para pengedar, bandar, produsen serta penyelundup yang telah menjadikan Indonesia sebagai pasar barang haram itu.
Dikatakan dia, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), pada tahun 2009 terdapat 3,6 juta pengguna, di antaranya 900.000 orang menjadi pecandu. Untuk itu diperlukan langkah bersama menekan perkembangan penyalagunaan narkoba.
Angka pengguna dan pecandu narkoba itu sudah masuk tingkat sangat membahayakan, kata Bowo .
Pemerintah secara kelembagaan sudah membentuk BNN dengan tugas khusus penanganan dan penindakan terhadap berbagai aspek menyangkut penyalahgunaan narkoba.
BNN bahkan dibentuk secara struktural sampai tingkat pemerintah kabupaten/kota. Namun dengan adanya data pengguna mencapai hampir dua persen dari jumlah penduduk, bisa kita katakan Indonesia sudah pada tingkat amat membahayakan.
BNN dan seluruh jajarannya di daerah perlu bekerja lebih keras dengan memastikan hasil yang lebih terukur. Pihak BMK 1957 akan memastikan, berbagai upaya lebih keras dalam penanggulangan bahaya narkoba agar terus dilakukan.
Libatkan ormas
Kepada aparat penegak hukum diminta menjatuhkan hukuman yang benar-benar bisa membuat efek jera kepada mereka yang terbukti bersalah. Terhadap para produsen dan penyelundup, perlu sanksi hukuman yang setimpal bahkan sampai eksekusi mati.
Libatkan ormas seperti BMK 1957 untuk berpartisipasi memberantas penyakit yang banyak menimbulkan korban tersebut, kata dia.
Bowo mengakui, bahaya narkoba merupakan ancaman bagi generasi bangsa mendatang. Oleh sebab itu kebersamaan dalam memberantas narkoba terus kita galakkan. Setidak-tidaknya melaporkan kepada pihak berwenang jika mengetahui.
Ia memperkirakan, meningkatnya penyalahgunaan narkoba bisa disebabkan masih kurang perdulinya masyarakat atas bahaya narkobadan lemahnya kewaspadaan lingkungan masyarakat. Kondisi seperti itu bisa memperluas penggunaan narkoba.
Jika tidak segera kita benahi khususnya melalui metoda yang lebih efektif, di tahun-tahun mendatang dikhawatirkan data pengguna dan pecandu narkoba bisa lebih meningkat, kata dia lagi.
Dikatakan dia, DPP BMK 1957 menghargai usaha sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang peduli dan bahkan bergerak melakukan rehabilitasi terhadap para pecandu. Untuk itu sangat bijaksana apabila pihak pemerintah kabupaten dan kota juga terus menjalin kemitraan dengan mereka.
Metoda penanggulangan pecandu baik melalui rehabilitasi termasuk penyelenggaraan Program Rumatan Therapi Methadon (PRTM) yang terbukti mampu menekan jumlah pecandu, akan terus dievaluasi sejauh mana efektivitasnya.
Pada intinya kami akan mendukung segala upaya yang bisa menunjukkan keberhasil pengurangan jumlah pengguna dan pecandu narkoba.
Kepada Kementerian Kesehatan yang juga ikut berperan khusus dalam penanggulangan narkoba, diminta terus mencari solusi dan inovasi yang bisa mempermudah dan murah bagi para pecandu yang ingin sadar melalui program rehabilitasi dan PRTM.
Dari laporan masyarakat, terdapat pembantasan jumlah dan perbedaan pelayanan dan harga bagi para peserta program methadone. Padahal program ini dimaksudkan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba secara massal. (kh)

Musyawarah Besar (Mubes) II gerakan yang ada dalam tubuh Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong-Royong (Kosgoro) 1957 yakni Barisan Muda Kosgoro 1957 (BMK 1957), Gerakan Persatuan Perempuan Kosgoro 1957 (GPPK 1957) dan Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957 (HPK 1957) telah selesai dalam melakukan suksesi kepemimpinan untuk periode 2010-2015.

Penyelenggaraan Mubes yang berlangsung dari tanggal 23-25M Maret 2010 dan dilakukan secara bersamaan itu akhirnya memilih Heru Dewanto sebagai Ketua Umum BMK 1957 menggantikan Airlangga Hartarto yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum BMK 1957. Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Hayani Isman secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum GPPK 1957 menggantikan Juniwati Masjchun Sofwan.

Terpilih secara aklamasi juga diraih anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Emil Abeng yang dipercaya sebagai Ketua Umum HPK 1957 menggantikan Agusman Effendi.

Dari ketiga gerakan dalam tubuh Kosgoro 1957 yang melakukan Mubes, hanya Mubes BMK 1957 yang melakukan voting dalam pemilihan ketua umumnya. Sebab, ada tiga calon yang memperebutkan kursi ketua umum, yakni Heru Dewanto, Sabil Rachman dan Rahmad Pribadi.

Dari hasil voting, Heru Dewanto meraih 22 suara, Sabil Rachman meraih sepuluh suara, sementara Rahmad Pribadi hanya meraih satu suara. "Ada 33 suara yang diperebutkan, 32 suara dari DPD minus DPD BMK 1957 Provinsi Bengkulu yang tidak hadir di Mubes, ditambah satu suara dari DPP," kata Ketua Panitia Sidang Mubes BMK 1957, Ahmad Doli Kurnia, saat memimpin sidang Mubes BMK 1957, di Jakarta, Rabu (24/3).

Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 HR Agung Laksono dalam sambutannya pada acara penutupan Mubes di Jakarta, Kamis (25/3) mengingatkan kepada seluruh kader-kader Kosgoro 1957 untuk tetap mengingat pesan dari pendiri Kosgoro 1957 Mas Isman bahwa Kosgoro 1957 selaku organisasi kemasyarakatan harus terlebih dahulu mementingkan kepentingan rakyat kecil.
Diposting 16 September 2010.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kosgoro 1957 Agung Laksono memborong sekaligus 40 unit mobil Esemka, buatan siswa SMK di Surakarta.

Wakil Sekjen Kosgoro 1957, Leo Nababan, mengatakan Agung Laksono akan ke Solo besok dalam rangka kunjungan kerja sebagai Menko Kesra meninjau aliran sungai Bengawan Solo, di lima kabupaten terkait penanggulangan bencana.

"Sebagai menteri beliau meninjau penanggulangan bencana di sepanjang Bengawan Solo. Dan setelah itu sebagai Ketua Umum Kosgoro 1957 meninjau dan melakukan test drive mobil Esemka," kata Leo kepada Tribunnews.com, Sabtu (7/1/2012).
Leo, yang juga staf ahli Menko Kesra ini, mengatakan 40 unit mobil Esemka yang dipesan Kosgoro 1957 itu akan dibagikan kepada 33 pengurus Kosgoro di seluruh provinsi Indonesia. "Selebihnya 7 unit lainnya akan dberikan kepada organisasi di bawah Kosgoro 1957 seperti Barisan Muda Kosgoro, dan sebagainya,"  ujar dia.
Dia mengatakan rencana membeli 40 unit mobil sudah sejak lama. Awalnya akan dibeli mobil merek lain, namun karena mobil Esemka merupakan produk anak bangsa maka Kosgoro 1957 memutuskan untuk membeli Esemka.
"Kita mendukung produk industri dalam negeri," kata Leo Nababan. (aco)